Wisata  

HORTIKULTURA: BBP Clapar bakal Dijadikan Destinasi Agrowisata dan Sentra Hortikultura Terpadu di Batang, Jawa Tengah

Balai Benih Pertanian (BBP) Clapar di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sedang dipersiapkan untuk bertransformasi menjadi kawasan agrowisata dan sentra hortikultura terpadu

BBP Clapar akan Dijadikan Destinasi Agrowisata dan Sentra Hortikultura Terpadu di Batang (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Batang, AGRINEWS – Balai Benih Pertanian (BBP) Clapar di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sedang dipersiapkan untuk bertransformasi menjadi kawasan agrowisata dan sentra hortikultura terpadu.

Inisiatif ini muncul, setelah kunjungan studi tiru Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang ke Ek View Agroedupark Semarang, pada hari Kamis (12/6/2025).

banner 325x300

Kepala Dispaperta Batang, Sutadi Ronodipuro menjelaskan, konsep Agroedupark akan mengoptimalkan potensi Clapar dengan tiga pilar utama: wisata edukasi pertanian, pengembangan kuliner berbahan lokal, dan pusat komoditas hortikultura.

“Kami akan menggandeng pihak ketiga untuk mengelola kawasan ini secara profesional, sekaligus melibatkan UMKM lokal,” ujarnya.

Paket wisata yang ditawarkan, akan mencakup aktivitas petik buah dan sayur langsung dari kebun, edukasi budi daya tanaman hortikultura, wisata kuliner dengan bahan baku hasil kebun serta perjalanan menggunakan kereta wisata keliling area.

Sementara itu, Yudit Krismaryani selaku pengelola Ek View Agroedupark Semarang yang akan bermitra dalam proyek ini, mengungkapkan rencana spesifik untuk Clapar.

“Bangunan existing akan direhab menjadi restoran yang menyajikan menu berbahan kebun, seperti salad dan jus buah segar. Kami juga akan menjadikan Clapar sebagai pusat pasokan buah dan sayur untuk industri perhotelan dan ekspor,” ungkapnya.

Kolaborasi lintas sektor telah dirancang melibatkan Disparpora dan instansi terkait lainnya.

“Konsep ini segera kami ajukan ke Bupati Batang, mengingat model serupa telah sukses di Magelang, Kebumen, dan Banyumas,” imbuh Sutadi.

Transformasi BBP Clapar diharapkan dapat meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) melalui sektor pariwisata dan pertanian, memberdayakan UMKM lokal, menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat ketahanan pangan daerah serta menjadi destinasi edukasi pertanian terpadu.

“Keunggulan konsep ini adalah pemanfaatan lahan yang selama ini belum optimal, sekaligus menciptakan rantai nilai dari hulu ke hilir,” pungkas Yudit.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *