Wisata  

FESTIVAL MEMEDI SAWAH, Atraksi Budaya dan Upaya Menjaga Ketahanan Pangan di Sleman, Yogyakarta

Memperingati Hari Lingkungan Hidup Dunia tahun 2025, Yayasan Kalimasada menginisiasi kegiatan Festival Memedi Sawah (FMS), yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada hari Minggu, (29/6/2025). Kegiatan ini digelar sebagai bentuk pelestarian budaya lokal, sekaligus edukasi pentingnya menjaga ketahanan pangan

Festival Memedi Sawah di Sleman,Yogyakarta (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Sleman, AGRINEWS – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Dunia tahun 2025, Yayasan Kalimasada menginisiasi kegiatan Festival Memedi Sawah (FMS), yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada hari Minggu, (29/6/2025).

Kegiatan ini digelar sebagai bentuk pelestarian budaya lokal, sekaligus edukasi pentingnya menjaga ketahanan pangan.

banner 325x300

Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia FMS, Y. Junaedi, saat jumpa pers di Yayasan Kalimasada, Padukuhan Pakem Gede, Kelurahan Pakem Binangun, Kecamatan Pakem, pada hari Kamis (12/6/2025).

Junaedi mengatakan, ide pelaksanaan Festival Memedi Sawah, lahir dari diskusi internal para anggota Yayasan Kalimasada yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, seperti penulis, wartawan, petani, perajin, hingga pegiat budaya.

“Muncul ide FMS, sebagai jawaban atas adanya kelompok Gen Z yang jarang mengerti apa itu Memedi Sawah. Sebuah tontonan gratis masa lalu, saat belum ramai media sosial. Biasanya Memedi Sawah akan dipasang saat padi di sawah mulai keluar malai atau padinya. Pada saat itu, ribuan burung pipit akan menyerbu sampai panen tiba,” ujar Junaedi.

Ia menambahkan, pemanfaatan Memedi Sawah menjadi simbol perjuangan petani dalam menjaga hasil panen dari gangguan burung pipit.

“Untuk menakuti dan mengusir burung pipit, dipasanglah Memedi Sawahnya. Untuk menjaga keutuhan padi di sawah dari serbuan burung pipit, sebagai upaya menjaga ketahanan pangan nasional,” imbuhnya.

Festival ini juga akan dikemas dalam bentuk lomba, dengan hadiah berupa trofi Bupati Sleman, sertifikat, dan uang pembinaan untuk juara satu, dua, dan tiga.

Dalam pelaksanaannya, peserta diimbau menggunakan bahan-bahan bekas sebagai bentuk kampanye 3R (Reduce, Reuse, Recycle), sekaligus menanamkan kesadaran lingkungan.

“Material bahan yang dipergunakan untuk membuat (Memedi Sawah) merupakan salah satu indikator penilaian. Sedangkan indikator yang lain, adalah kreativitas dan kerapian,” jelas Junaedi.

Pemasangan Memedi Sawah akan dimulai pada tanggal 23-27 Juni 2025, di lokasi yang telah disediakan panitia di lingkungan Yayasan Kalimasada.

Proses penjurian dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 28 Juni 2025, sedangkan pengumuman pemenang serta pembagian hadiah akan digelar pada hari Minggu, 29 Juni 2025.

Seluruh peserta akan mendapatkan sertifikat, sementara juara 1, 2, dan 3 akan memperoleh trofi serta uang pembinaan.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *