Pasuruan, AGRINEWS – Kasan tak pernah takut jatuh, saat memanen buah duku di kebun miliknya di Desa Pandanrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Ia menaiki salah satu pohon duku yang tingginya lebih dari 50 meter.
Tak harus memanjat mulai dari bawah, karena sudah ada tangga yang selalu disiapkan “stand by” di dalam kebun.
Tangga itu memiliki panjang sekitar 20 meter.
Baginya, sudah cukup untuk bisa mencapai salah satu batang pohon duku yang dirasanya cukup untuk jadi tumpuan.
Setelah itu, perlahan Kasan meraih dahan demi dahan dengan cara merayap.
Perjuangannya terbayar, tatkala semua duku berhasil dipanen dan dimasukkan ke dalam karung yang telah disiapkan.
Satu pohon, bisa menghasilkan 1,1 kwintal atau 110 kilogram.
Usai memanen, di bawah pohon sudah ada pembeli yang menunggunya.
Itulah istimewanya Duku Rejoso, begitu panen langsung ludes diserbu pembeli.
Adalah Yono, seorang pegawai di Kantor Desa Pandanrejo yang juga memiliki usaha sampingan sebagai penjual buah duku.
Yono membeli duku milik Kasan dengan harga Rp25 ribu per kilogram.
Harga yang sangat pantas, jika dilihat dari jerih payah sang pemilik pohon duku.
“Jarang sekali duku sampai di rumah. Begitu saya panen, eh di bawah, tahunya sudah ada pembeli, kayak Mas Yono itu,” ungkapnya.
Kasan memiliki 37 pohon di kebun seluas 1 hektare.
Baik Kasan maupun petani duku lainnya di lima desa yang tersebar di Kecamatan Rejoso, yaitu Desa Pandanrejo, Kawisrejo, Rejoso Kidul, Sadeng, dan Toyaning, tak mengetahui pasti berapa usia pohon duku mereka.
Karena sejak dirinya lahir, pohon duku yang tak jauh dari rumahnya itu, sudah tumbuh dewasa dan menjulang tinggi.
Bahkan, belasan pohon tingginya lebih dari 50 meter, sehingga menjadi pohon warisan yang turun temurun hingga sampai di eranya.
“Bisa saja sebelum saya lahir. Lah wong saya kecil sudah ada pohon-pohon ini dan ada yang sudah tinggi,” imbuhnya.
Duku Rejoso, Pasuruan, sangat populer di kalangan pecinta buah.
Menurut Kasan, duku Rejoso berbeda dengan duku Palembang, Singosari atau duku lainnya.
Perbedaan tersebut terletak pada cita rasa yang manis, tahan lama, berbiji kecil, serta memiliki ketebalan daging yang luar biasa.
Karena hal itulah, duku Rejoso memikat hati masyarakat Nusantara.
Seluruh pedagang duku seantero Jawa Timur, bahkan sering berebut mendapatkan duku Rejoso, karena banyak diminati.
Para pembeli banyak yang rela datang langsung ke kebun warga, karena takut kehabisan.
“Kalau gak percaya monggo datang ke sini, buktikan sendiri omongan saya. Duku Rejoso gak ada asamnya alias langsung manis begitu dipanen,” pungkasnya.
(Sumber: pasuruankab.go.id)
















