Gunungkidul, AGRINEWS – Usaha beternak unggas merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan di tengah gejolak ekonomi yang sedang kurang baik ini.
Salah satunya, adalah beternak bebek petelur dengan skala rumahan.
Usaha ini dapat dijadikan sebagai opsi untuk mencari tambahan penghasilan yang dapat dilakukan dari dekat rumah.
Pola pemeliharaan yang mudah juga merupakan poin tambahan untuk menjalakan usaha ini.
Untuk memulai beternak bebek petelur, langkah pertama yang harus kita siapkan, adalah kandang dan perlengkapan sarana produksi peternakan (sapronak).
Jenis kandang yang digunakan adalah kandang kering.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi bau dari limbah pemeliharaan.
Ukuran kandang yang ideal dan layak untuk 100 ekor bebek adalah sekitar 4 x 12 meter persegi.
Untuk menghemat anggaran, kandang dapat dibuat dengan mode semi permanen.
Yang terpenting, bebek dapat merasa nyaman.
Langkah berikutnya yang dapat disiapkan, adalah bibit bebek petelur berusia 7 bulan atau bebek siap telur.
Harga bebek siap telur berkisar Rp80.000 per ekor.
Jika kebutuhan pemeliharaan 100 ekor x Rp80.000, maka modal untuk bibit bebek adalah Rp8.000.000.
Kemudian, kita masuk dalam biaya pemeliharaan per hari sampai dengan per bulan untuk usaha ternak bebek ini.
Bebek petelur yang baik, adalah bebek yang diberi pakan berupa campuran konsentrat dan bekatul.
Satu ekor bebek petelur per hari membutuhkan pakan berkisar 160 gram/hari atau 16 kg untuk 100 ekor bebek.
Dengan asumsi biaya pakan per kilogram adalah Rp6.000, maka biaya per harinya adalah Rp96.000.
Sebenarnya biaya konsumsi bebek dapat sangat ditekan, jika dalam praktiknya kita juga memberikan pakan alternatif, contohnya adalah bekicot atau keong yang dapat kita cari di sekitar rumah.
Harga telur bebek tiap minggunya sangat fluktuatif dan tidak dapat dipastikan.
Di wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harga telur bebek berkisar Rp1.800-2.200 per butir.
Untuk menghitung keuntungan per hari, kita menggunakan harga jual rata-rata Rp2.000 per butir.
Dalam satu hari, tidak semua bebek akan bertelur, rata-rata presentase telur bebek yang didapat adalah 70 persen-80 persen per hari.
Jika kita mendapatkan rata-rata 75 persen per hari, maka 75 butir x Rp2.000, didapat Rp150.000 per hari.
Untuk menghitung keuntungan, kita dapat mengurangi hasil penjualan telur dengan biaya pakan per hari, Rp150.000 – Rp96.000, didapatkan Rp54.000 keuntungan yang didapat per hari.
Jika menghitung keuntungan per bulan adalah Rp54.000 x 30 hari, kemudian dikurangi dengan biaya air dan listrik Rp100.000, maka didapat keuntungan bersih Rp1.520.000 per bulan, dengan catatan harga telur dan pakan masih stabil pada harga yang kita hitung.
Begitulah analisis sederhana dalam beternak 100 ekor bebek petelur skala rumahan.
Dengan pola pemeliharaan yang sederhana, seharusnya beternak bebek dapat dilakukan dengan mudah untuk menambah penghasilan keluarga.
Selamat beternak!
(Sumber: peternakan.gunungkidulkab.go.id)