ANUGERAH INSAN PERTANIAN 2025, Ajang Pamer Potensi Pertanian Jateng dan Gandeng Generasi Muda

Untuk mengangkat sektor pertanian agar lebih bergengsi dan berdaya ekonomi tinggi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan Anugerah Insan Pertanian 2025

Anugerah Insan Pertanian 2025 (Sumber: jatengprov.go.id)
banner 120x600

Semarang, AGRINEWS – Untuk mengangkat sektor pertanian agar lebih bergengsi dan berdaya ekonomi tinggi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan Anugerah Insan Pertanian 2025.

Ajang ini juga menjadi momentum untuk menunjukkan kemampuan pertanian Jateng dalam memasok kebutuhan pangan nasional.

banner 325x300

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, ajang tersebut bertujuan menggugah minat generasi muda untuk melirik sektor pertanian.

Menurutnya, Jawa Tengah memiliki potensi beragam komoditas unggulan.

“Ini karena kami ingin membangun semangat anak-anak muda, bahwa pertanian merupakan peluang besar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih,” ujarnya di Semarang (27/11/2025) malam.

Frans – sapaan akrabanya, mengatakan, pertanian modern menghadapi tantangan penyempitan lahan.

Namun, perkembangan teknologi mampu meningkatkan hasil pertanian.

Hal itu terlihat dari prognosa produksi padi di Jateng pada tahun 2025, yang diperkirakan naik.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik, produksi Gabah Kering Panen (GKP) hingga bulan Desember 2025, diprediksi mencapai 11.362.870 ton atau setara 9.384.982 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Sementara prognosa produksi jagung Jawa Tengah pada periode bulan Januari–Desember 2025 mencapai 3.869.168 ton, meningkat dari 3.282.384 ton pada tahun 2024.

“Kita mengalami peningkatan 493.684 ton dibanding periode yang sama pada 2024, yang mencapai 8.891.297 ton GKG. Kami yakin dengan potensi ini, Jateng bisa menjadi andalan menjaga stabilitas ketersediaan beras, makanan pokok masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Berbagai strategi diterapkan untuk menggenjot produksi padi 2025, antara lain penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, bantuan irigasi, serta adopsi teknologi pertanian.

“Anak-anak muda menguasai teknologi, sehingga sistem pertanian dengan mekanisasi dan teknologi lebih cepat mereka kuasai dan terapkan. Sekarang banyak yang sudah menggunakan drone dan teknologi lainnya,” imbuh Fransisco.

Anugerah Insan Pertanian 2025 dibagi menjadi beberapa kategori, seperti petani milenial, pendamping petani, kelompok tani perkebunan petani, produsen benih terbaik, dan daerah, dengan kenaikan indeks pertanian pertanaman padi tertinggi.

Petani Milenial asal Bedono, Maresti Mei Yuniasih, bangga bisa meraih Juara 1 Komoditas Kopi.

Petani Milenial asal Bedono, Maresti Mei Yuniasih (Sumber: jatengprov.go.id)

Dunia kopi yang ia geluti sejak tahun 2019 itu, kini kian menjanjikan dari sisi ekonomi.

Ia berharap dengan prestasinya, dapat memunculkan lebih banyak petani milenial lain.

“Sekarang banyak anak muda gemar kopi. Dulu harga green bean hanya Rp17.000 dijual ke tengkulak. Tahun ini bisa Rp75.000 untuk biji kopi biasa, sedangkan kopi petik merah sudah mencapai Rp100.000,” pungkas pemilik Kelir Javanese Coffee itu.

(Sumber: jatengprov.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *