Berita  

GULA: Wapres Gibran dan Mentan Amran Dorong Akselerasi Swasembada Gula

Di tengah tantangan menurunnya produktivitas tebu dan ketergantungan impor, Wapres Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan target swasembada gula konsumsi pada tahun 2026 dan sepenuhnya mandiri, paling lambat pada tahun 2028

Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka di Sleman, Yogyakarta (Sumber: pertanian.go.id)
banner 120x600

Sleman, AGRINEWS – Pemerintah menegaskan langkah besar menuju kemandirian pangan nasional lewat Rembuk Tani bersama Wakil Presiden RI, di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di tengah tantangan menurunnya produktivitas tebu dan ketergantungan impor, Wapres Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan target swasembada gula konsumsi pada tahun 2026 dan sepenuhnya mandiri, paling lambat pada tahun 2028.

banner 325x300

Wapres menyatakan, Presiden telah memberikan mandat jelas kepada Kementerian Pertanian untuk menyelesaikan berbagai persoalan klasik pertanian seperti pupuk, bibit, air, harga, dan mafia pangan.

Gibran menekankan pentingnya modernisasi lewat mekanisasi, pelibatan anak muda, dan sinergi riset dengan perguruan tinggi, khususnya UGM.

“Masalahnya sudah kita tahu semua. Solusinya juga ada. Sekarang tinggal kita gotong-royong jalankan. Negara harus turun ke sawah,” ujar Wapres di hadapan ratusan petani dan pemangku kepentingan.

Sementara itu Mentan Amran Sulaiman memaparkan sejumlah terobosan konkret yang sedang dijalankan pemerintah, mulai dari alokasi dana Rp1,5 triliun untuk menjaga harga gula petani, kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tak lagi akumulatif, skema apalis yang menjamin petani dapat mengakses kredit tanpa agunan, hingga program bongkar ratun nasional tiga tahun berturut-turut untuk meningkatkan produktivitas.

“Dulu kita penyuplai gula nomor dua dunia. Kini saatnya bangkit lagi,” ungkap Amran.

Data terbaru menyebtkan, saat ini, Indonesia memiliki 796.621 petani tebu yang mengelola 520.823 hektare lahan panen.

Sebanyak 83,5 persen tebu di Jawa berasal dari petani rakyat, namun mayoritas adalah tanaman ratun tua yang menyebabkan penurunan rendemen.

Kajian menunjukkan bongkar ratun dapat meningkatkan produksi hingga 15,5 ton/ha dan rendemen dari 7,29 persen menjadi 7,65 persen.

Namun, implementasinya masih terbatas pada 8,27 persen lahan, jauh dari standar ideal yaitu 20 persen.

Tak hanya sebagai sentra produksi, Yogyakarta juga digagas sebagai pusat agroedukasi, wisata industri gula, dan inkubator inovasi teknologi tebu bersama kampus dan lembaga terkait lainnya.

Langkah-langkah strategis ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengembalikan kejayaan gula Indonesia.

(Sumber: pertanian.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *